Masuk / Daftar
07 Juni 2024
Dalam meningkatkan pemahaman mahasiswa akan sebuah teori, tidak baik jika hanya sekedar memberikan contoh abstrak yang sulit masuk dalam angan-angan mahasiswa. Oleh karena itu, dosen Program Studi Akuntansi UBAYA (PSAU) melakukan berbagai cara untuk mengimplementasikan teori tersebut ke dalam kegiatan-kegiatan menarik nan unik. Baru-baru ini dosen PSAU mengajak mahasiswa yang mengambil konsentrasi Akuntansi Sosial Lingkungan (ASLi) untuk melakukan kunjungan ke dua desa di Trawas, Desa Ketapanrame dan Desa Kesiman.
Ibu Dianne Frisko Koan , S.E., M.Ak., Ph.D., selaku PJMK untuk matakuliah Project Akuntansi Sosial Lingkungan sekaligus penganggung jawab konsentrasi ASLi memiliki tujuan untuk memberikan fasilitas pemahaman kepada mahasiswa untuk tidak hanya berpatok pada konsep teori saja, namun juga dapat melihat praktek nyata teori tersebut. Dengan demikian, tim dosen konsentrasi ASLi berupaya mengevaluasi dan memperbarui inovasi pembelajaran matakuliah ini mengikuti isu-isu sosial yang ada.
Dalam semester ini, matakuliah Project ASLi membawakan tema Social Return of Investment (SROI). Dikutip dalam lindungihutan.com, SROI adalah salah satu pendekatan untuk mengukur dampak keuangan suatu organisasi yang hasilnya tidak selalu dapat diperhitungkan dengan uang. Apabila berbicara mengenai isu lingkungan, biasanya seperti dampak investasi yang dilakukan oleh sebuah perusahaan yang dirasakan oleh pihak-pihak di luar perusahaan.
Pemilihan kunjungan ke Desa Ketapanrame dan Desa Kesiman ini dilakukan karena kedua desa tersebut memiliki keunikan dari sisi pengelolaan badan usaha milik desanya, dimana Desa Ketapanrame memiliki taman wisata bernama ‘Taman Wisata Ganjaran’, sedangkan Desa Kesiman mengelola kafe terkenal bernama ‘LoreOmah Cafe’. Badan usaha yang ada di desa tersebut menunjukkan bahwa suatu badan usaha dapat memberikan dampak baik tidak hanya pada pendiri usaha , tapi juga masyarakat di sekitarnya t Dalam melakukan kunjungan ini, mahasiswa dan dosen PSAU membagi mahasiswa menjadi dua kelompok, satu kelompok ke Desa Ketapanrame dan tim lainnya mengunjungi Desa Kesiman. Sebelum terjun ke lapangan, para dosen meminta mahasiswa untuk membuat proposal dan membuat kumpulan pertanyaan wawancara yang akan ditanyakan serta kumpulan informasi yang dibutuhkan pada saat hari kunjungan nanti. Ketika hari kunjungan itu tiba, yaitu disekitar minggu ke-8 setelah periode UTS, mahasiswa mulai melakukan sesi wawancara dengan pengurus Badan Usaha Milik Desa (BUMDes), warga yang berada di sekitar pemukiman, dan penjual-penjual yang berada di lokasi taman wisata tersebut. Para dosen juga mengawasi para mahasiswa selama sesi wawancara. Setelah hasil wawancara ini dilakukan, mahasiswa diminta membuat hasil laporan akhir dengan menggunakan dasar teori SROI yang sudah mereka terima di kampus. Hasil laporan ini juga dapat dipakai sebagai usulan kontribusi untuk pengurus dua taman wisata dalam mengembangkan usahanya.
Populer
Berita Selengkapnya
Artikel Selengkapnya
Cerita Sukses Selengkapnya
Tips & Triks Selengkapnya