Masuk / Daftar
23 November 2023
Penulis: Dr. Bonnie Soeherman
Selama ini saya mengenal akuntansi sebagai metode pengumpulan data, pencatatan transaksi, proses klasifikasi dan perhitungan komponen-komponen ekonomis untuk menghasilkan laporan keuangan. Bahkan, secara konvensi sudah ada pakem atau standar internasional yang diberlakukan sebagai simbol dominasi politis. Penasaran itu makin mengusik saya. Saya kembali menjelajah dunia maya mencari berbagai literatur tentang keaslian dan sejarah akuntansi. Syukur, saya menemukan tulisan salah seorang guru dan penguji disertasi saya, Eko Ganis Sukoharsono, Luca Pacioli's Response to Accounting Whereabout: An Imaginary Spiritual Dialogue. Ada yang menarik dari tulisan ini. Melalui 3 tokoh imajinatif, Luca Lama, Luca baru, dan Luca Pacioli, beliau mengajak pembaca untuk memahami kembali apa itu akuntansi. Luca Pacioli seorang pelayan Tuhan di gereja Katolik Roma dan ahli matematika, dikenal sebagai bapak akuntansi, penemu sistem double-entry.
Mempelajari bidang hermeneutika Foucault dan Ricoeur, mengusik hati saya untuk berburu mencari tahu, siapa itu Luca Pacioli, apa yang pernah ia sampaikan tentang akuntansi dan dalam konteks seperti apa. Dengan harapan mendapat sedikit pencerahan yang benar. Particularis de Computis et Scripturis, demikianlah judul naskah Pacioli yang menjadi best seller pada tahun 1490an hingga ke Amerika. Pacioli, disebut sebagai salah satu kawan sekaligus guru dari si jenius, Leonardo da Vinci. Lukisan The Last Supper karya da Vinci sebenarnya merupakan hasil "kursus" nya tentang matematika, geometri, proporsi, dan perspektif pada sang guru Pacioli. Naskah fenomenal Pacioli tidak hanya berisi tentang teknis penulisan transaksi, namun diwarnai oleh pesan-pesan spiritual yang sebenarnya menjadi roh dari akuntansi itu sendiri. Tidak ada ucap tentang difinisi akuntansi oleh Pacioli. Ia hanya memaparkan secara eksplisit tentang prinsip pengusaha atau pedagang dan prinsip pencatatan yang baik. Prinsip pengusaha dan pencatatan yang sangat mencerahkan atau malah, membingungkan.
Trustworthiness, sebagai prinsip pertama pebisnis yang baik. Ia harus dapat diandalkan dan dipercaya. Pacioli mengatakan, "We are saved by faith, and without it, it is impossible to please God." Tuhan. Dalam bisnis, moral, kejujuran adalah yang utama. Ia harus memiliki roh Tuhan, iman keTuhanan yang baik agar dapat bersikap baik. Pernyataan ini mulai menjawab dilema saya, apakah bisnis dan agama adalah hal yang tidak pernah bertemu. Kedua, be a good bookeeper, artinya pebisnis perlu menyajikan informasi yang baik dan dapat dipahami oleh pembaca yang rajin. Prinsip ini mengajarkan tentang empati, bahwa laporan yang dihasilkan harus dapat dipahami oleh audien dan meminimalkan bias persepsi. Ada kata "rajin" dalam memaknai prinsip kedua. Kemudian, Pacioli menjelaskan kutipan Salomo tentang perumpamaan semut, bahwa pengusaha dan pedagang harus bekerja dengan rajin dan tekun seperti semut.
Selanjutnya, terkait pencatatan, Pacioli menekankan 2 poin utama, yaitu inventario (inventori) dan disposition (pengaturan). Pacioli mengajar bahwa segala yang kita miliki harus dipertanggungjawabkan kepada Tuhan. Harta, waktu, kesempatan adalah anugerah Tuhan pada kita. Bagaimana kita mengelolanya adalah ibadah kita padaNya. Implikasinya, bahwa ketika memulai berbisnis khususnya mencatat transaksi, ia mengajarkan kita agar terbiasa menuliskan "In the name of God..." atau di dalam nama Tuhan... Wow!!! Ia menulis, "The merchants should begin their business with the name of God at the begining of every book and have His holy name in their minds."
Kedua, tentang pengaturan. Mungkin tidak banyak akuntan paham, termasuk saya. Apa arti Debet dan Kredit. Mengapa Debet didahulukan, dan kemudian Kredit?
Istilah Debit berasal dari bahasa Itali tradisional, "Dee Dare" yang artinya shall give atau memberi atau menabur. Sedangkan Kredit berasal dari kata "De Avere" yang artinya shall have atau mendapat atau menuai. Bagaimana menurut Anda?
Debit-Kredit bukanlah dikotomi, namun sebuah interkoneksi, bahwa ketika kita memberi, kita pasti akan mendapatkan. Ketika kita menabur, kita akan menuai. Demikianlah harmoni kedua sisi akuntansi. Bahkan dalam bagian lain, Pacioli berpesan, "... But above all, remember God and your neighbor, never forget to attend to religious meditation every morning, for through this you will never lose your way, and by being charitable, you will not lose your riches..." Artinya, bahwa dalam berbisnis selalu ingat dan pedulikan Tuhan dan orang-orang disekitarmu, selalu intim dengan Tuhan dalam sesi meditasi, maka engkau akan selalu mendapatkan jalan. Selalu bermurah hati dan engkau tidak akan pernah menjadi miskin. Sebuah prinsip yang bertolak belakang dengan hukum ekonomi yang beredar hampir di seluruh perguruan yang katanya tinggi.
Selanjutnya, ia juga mengutip pernyataan dalam kitab Matius,"...St Matthew says “Primum quaerite rugulum dei, et haec omnia adiicietur vobis” (“Seek first the kingdom of God and then the other temporal and spiritual things you will easily obtain, becaude your Heavenly Father knows very well your need...)
Demikianlah prinsip dasar akuntansi pada mula-mula. Pacioli adalah tokoh religius yang juga berwawasan spiritual yang baik. Ia mengajarkan prinsip Tuhan universal. Sebuah keyakinan penuh bahwa Tuhan harus menjadi yang utama. Segala tindak tanduk kita adalah pertanggungjawaban pada Tuhan. Jauh dari fraud, jauh dari penggelapan pajak, jauh dari korupsi uang perusahaan, jauh dari ketamakan kejahatan korporat. Carilah Kerajaan Tuhan, lakukan kebaikan, prinsip-prisnip kebenaran dalam berbisnis, dan kita tidak akan pernah jatuh miskin. Demikian harap Pacioli yang tentunya dapat dicapai melalui iman dan perbuatan baik.
O.. i c...
10 tahun aku belajar akuntansi hingga jenjang tertinggi, tanpa memahami apa itu akuntansi. Bodohnya aku...
Populer
Berita Selengkapnya
Artikel Selengkapnya
Cerita Sukses Selengkapnya
Tips & Triks Selengkapnya